30 Desember 2012
“Segala tulisan yang diilhamkan Allah
memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki
kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap
manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.
2 Tim 3 :16-17
Pendahuluan
Menjadi orang yang diberkati
adalah kerinduan setiap orang. Sebagai
orang tua cita – cita kita adalah melihat keturunan kita menjadi sukses, bahkan
bukan hanya sukses secara duniawi tetapi juga secara rohani. Siang malam kita rela berjerih lelah agar
mampu mewujudkan mimpi itu di dalam rumah tangga kita. Demikian juga dengan para orang muda,
diberkati adalah mimpi setiap mereka.
Menjadi dewasa, berkarya, berjumpa dengan pasangan yang tepat ( bobot,
bibit dan bebet ), berumah tangga dan mewujudkan
berkat yang melimpah atas kehidupan mereka bahkan kalau perlun melampaui generasi
para pendahulu mereka.
Ada pemahaman yang kurang lengkap.
Meski demikian ada hal yang
biasanya tak terperhatikan dalam perwujudannya.
Mengapa demikian karena fokus hidup yang diberkati tersebut lebih
mementingkan pada rumusan pengembangan material dan intelektual tanpa dibarengi
dengan pertumbuhan yang cukup di dalam dimensi spiritual. Manusia lupa bahwa dimensi kehidupan yang
Tuhan berikan justru diawali hal spiritual ( Kej. 1 : 26 - 28 ) baru
kemudian mengarah kepada pengembangan
materi dan intelektual. Konsekuensi
logis peletakan fondasi yang salah ternyata mempengaruhi tata kelola hidup yang
Illahi menjadi materialistik, sikut – sikutan dan berpusat kepada pemujaan
kesenangan pribadi.
Dengan demikian maka dalam
struktur intelektual dan material manusia sebetulnya dipengaruhi oleh bangunan
spiritual yang telah Allah ciptakan sedemikian rupa untuk mewujudkan tata
kelola bumi yang Illahi. Hal ini tentu
kita mengerti bahwa hal tersebut terjadi ketika manusia lebih mengandalkan pada
hidup yang berpusat pada “diri” dan
“materi” tanpa memperhatikan unsur
Illahi yang telah Tuhan tetapkan sehingga akibatnya kerusakan hidup umat
manusia dan alam semesta menjadi begitu parah.
Firman
Tuhan sebagai cara Tuhan mengarahkan umatNya
Kesulitan diatas dimengerti dengan baik
oleh Tuhan, sejak jaman Perjanjian Lama berbagai upaya telah dikerjakan Tuhan
dalam memastikan kehidupan umat Israel.
Silih berganti Para Nabi Tuhan berjuang untuk memastikan umat Israel di
dalam lingkarang pemeliharaan Tuhan.
Ketaatan tersebut penting, karena ketaatan kepada Firman Tuhan
mendatangkan “berkat” dan ketidak-taatan menghadirkan “kutuk”.
Tetapi rasa cinta Tuhan begitu besar,
sehingga proses yang tadinya tertuju hanya kepada sebuah bangsa saja menjadi
berubah bagi segala bangsa. Yohanes 3 : 16 - 17 menyatakan bahwa Tuhan
memberikan AnakNya yang tunggal, Yesus Kristus, kepada dunia supaya yang
percaya kepadaNya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal, ay. 17 menarik,
bahwa proses kehadiran Yesus ternyata bukan dalam pendekatan sebagai Hakim galak dan bengis melainkan
sebagai Juru Selamat, Wow !!
Yohanes
1 : 1 menyatakan bahwa Yesus adalah “Firman Allah yang hidup”, Dia menggenapi
dan melengkapkan isi Taurat dan seluruh pengajaran Para Nabi untuk mendidik,
mengajar, menjadikan manusia memiliki hidup yang lengkap baik secara jasmani
maupun rohani. Kehadiran Sang Firman
yang hidup itu adalah untuk memastikan bahwa pikiran manusia yang tertuju pada
cerdas cakap pikir, kuat gagah raga dan daya harta menjadi terarah pada
panggilan yang lebih tinggi dan mulia. Rasul
Paulus menasehati Timotius murid terkasihnya : “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar,
untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang
dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah
diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik ( 2 Timotius 2 : 16 – 17).
Penutup
Sudah ribuan tahun Yesus Kristus
terangkat Surga menitipkan perjuangan ini kepada kita sekalian. Sejauhmana kita meneruskan kabar baik Tuhan,
yang sudah nyata menjadi berkat bagi semua orang terpancar dari kehidupan
kita. Jika masih belum, maka kiranya di
penghujung tahun 2012 bagi kita untuk merancang dampak kita lebih dalam
lagi. Tuhan Yesus Memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar