Minggu, 27 Januari 2013

Moment Keadilan



Keluaran 15:1-18
Hidu rasa rasanya sekarang semakin berat dan sulit. Persoalan sepertinya antri membuntuti kita, Belum selesai masalah yang satu, masalah lain ada, seolah-olah hati dan pikiran kita menjadi gudang masalah. Rasanya setelah gaji naik membantu meringankan beban, ternyata tidak. Semakin besar gaji, semakin besar juga kebutuhan dan keperluan. Biaya hidup naik. Ada saja permasalahan yang muncul. Merasa dengan adanya mobil maka pekerjaan dan usaha semua beres. Warna-warni kehidupan semakin mempersulit kehidupan. Bangun di pagi hari permasalahan yang langsung terpikirkan.
Tidak salah bila kita memohon kekuatan dan pertolongan kepada Allah. Kita berseru, kita berdoa kepada Allah bahkan kita berteriak kepada Allah. Allah kita adalah Allah yang baik bagi semua orang. Ia memperhatikan dan paham akan pergumulan kita. Firman Allah mengatakan doa orang benar bila dengan yakin didoakan maka sangat besar kuasanya.
Nah, dalam pergumulan kita dan keluh kesah kita tidak sedikit juga mempertanyakan akan keadilan Allah. Di masa-masa penantian jawaban Allah, tidak jarang umat Allah melemparkan pertanyaan kepada hamba Allah (pendeta), sahabat, dsbnya. Masih ada Allah? Di mana keadilan Allah? Dan mungkin lebih banyak lagi melontarkan pertanyaan dan bertanya atas keadaan yang kita alami. Bertanya kenapa, ada apa, mengapa dan mengapa terjadi hal ini? Kita membandingkan diri dengan orang lain, melihat dan menilai apa yang telah kita lakukan kepada Allah dan akhirnya mengadili Allah. Di mana KEADILAN Allah?????
Saudara/I, bila ini yang ada dalam diri kita sampai sekarang ini, mempertanyakan keadilan Allah. Maka, kita sudah jatuh dalam dosa sungut-sungut. Siapakah kita, berani-beraninya menggugat Sang pencipta, mengatur Allah, memberikan timbangan kepada Dia tentang apa yang baik dan benar. Sadarkah kita ketika kita melontarkan kata-kata ini, kita sedang dikuasai oleh kedagingan atau keinginan kita, hal ini ini telah menjebak logika berpikir kita dan membenarkan apa yang kita mau?
Sdr/I, Firman Allah dalam Keluaran 15:1-18 menolong kita untuk memahami dan merefleksikan keadilan Allah. Dimanakah moment keadilan itu bisa kita mengerti dan tahu bahwa Allah adalah adil bagi hidup kita. Saudara/I  moment keadilan bagi umat Allah muncul saat umat Allah menghayati dan merefleksikan  kesulitan, pergumulan dan penderitaannya dengan penuh ucapan syukur dan mengingat kembali akan tindakan Allah yang telah dikerjakan Allah dalam sejarah hidup kita. Allah menjawab pergumulan Paulus dengan mengatakan cukuplah kasih karunia-Ku kepadamu. Dan dengan ini Paulus tahu bahwa dalam kelemahanlah kasih karunia Allah menjadi sempurna. Di saat-saat ini, moment keadilan Allah  dihayati dan direfleksikan. Kita tidak mungkin kuat dan mampu menjalani hidup ini tanpa keadilan Allah. Momentum keadilan Allah dalah hidup bisa kita tahu dan mengerti bila kita:
Pertama, look back and thank God (lihatlah ke belakang dan bersyukurlah kepada Allah), kedua, look forward and trust God (lihatlah ke depan dan percayailah Allah), ketiga, look within and finf God (lihatlah ke dalam dan temukan Allah), look around and serve God (lihatlah sekelilingmu dan layanilah Allah).
Moment keadilan Allah dalam hidup kita selalu ada dan nyata. Kita mampu hidup sampai sekarang hanya oleh kasih karunia Allah. Kita adalah manusia yang lemah dan terbatas, sering gundah, susah dan berpeluh dalam asa dan tak sabar melihat tangan Allah bekerja. Bila ini menerpa kita lihatlah keadilan Allah bahwa Allah adalah kekuatan dan mazmur kita, Allah sebagai pembimbing dan penyelamat kita. Walaupun saat ini kita seolah belum melihat-Nya bekerja. Ketahuialah akan Firman ini “buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya, tetapi dengan setia ia akan menyatakan hukum (Yesaya 42:3).”
Mari rayakan momentum keadilan Tuhan . Tahun 2013 sebagai tahun keadilan bagi Gereja-Gereja Kristen Muria Indonesia (GGKMI). Dengan tema ini kita menjalani tahun ini dengan merefleksikan dan menghayati karya Allah dalam kehidupan yang meresponi Firman, bahwa Allah kita adalah kasih dan umat-Nya adil. Amin

Salam Damai
Sdr. Hudiman Waruwu

BERKENAN DI HATI ALLAH



Bacaan : Kisah para rasul 13:16-23; 22
Tuhan menyebut Daud sebagai orang yang berkenan di hatiNya. Bila Tuhan menyebut seseorang sebagai yang berkenan di hatiNya tentunya itu bukan sebutan sembarangan sebab sangat jarang ada tokoh Alkitab yang disebut demikian. Bahkan Yesus Kristus sendiri juga disebut dengan julukan anak Daud. Mengapa Tuhan menyebut Daud sebagai orang yang berkenan di hatiNya? Bukankah Daud pernah melakukan dosa besar dalam ukuran manusia yaitu berzinah dengan istri orang lain dan juga membunuh suami wanita tersebut ?
Inilah beberapa kualitas istimewa  yang membuat Daud berkenan di hati Allah:
1.       Daud adalah orang yang setia. Saat masih remaja Daud diperintahkan oleh Ayahnya untuk menggembalakan kambing domba. Walaupun kambing domba yang digembalakan hanya dua tiga ekor saja, Daud tetap setia menjaganya. Bahkan Daud rela mengorbankan nyawanya dengan melawan singa dan beruang yang ingin memangsa kambing domba yang ia gembalakan. Tuhan memilih Daud menjadi raja Israel sebab bila untuk kambing domba yang dua tiga ekor saja Daud menjaga dengan sepenuh hati maka Daud pasti akan memimpin bangsa Israel dengan sepenuh hati.
2.       Daud selalu ingin menyenangkan Tuhan.  Walaupun Daud hidup di istana yang megah dan indah namun hati Daud gundah gulana sebab Tuhan yang ia sembah hanya tinggal di sebuah kemah. Banyak orang Kristen yang apabila sudah hidup enak dan berhasil melupakan Tuhan , tapi Daud tidak sebab hati Daud adalah hati yang ingin menyenangkan Tuhan.
3.       Daud berjiwa pengampun. Daud mengampuni Saul walaupun Saul mengejar-ngejar dan ingin membunuhnya. Bahkan Daud bersedih dan meratap ketika mendengar Saul telah meninggal. Daud juga mengampuni Absalom, anaknya sendiri yang telah menghianatinya dan ingin menjadi raja. Bila kita ingin menjadi orang yang berkenan kepada Allah maka kita harus memiliki hati yang mau mengampuni orang yang telah menyakiti hati kita.
4.       Daud menghormati otoritas. Selama bertahun-tahun Daud dikejar-kejar dan ingin dibunuh oleh Saul sebab ia irihati terhadap Daud. Beberapa kali Daud mempunyai kesempatan untuk membunuh Saul namun ia tidak melakukannya sebab ia tidak ingin menjamah orang yang diurapi oleh Tuhan. Daud menyadari bahwa melawan otoritas berarti melawan si pemberi otoritas. Daud menunggu dengan sabar sampai Tuhan sendiri yang mengambil otoritas dari diri Saul.
Daud rela ditegur dan mau bertobat. Meskipun dalam kelemahannya Daud sempat melakukan dosa perzinahan dan pembunuhan namun ia cepat bertobat saat Tuhan menegurnya lewat nabi Natan. Inilah yang membedakan antara Saul dengan Daud dimana ketika Saul ditegur oleh Samuel ketika Saul berbuat salah ia tidak mau bertobat. Sebagai manusia biasa kita tidak mungkin dapat luput dari kesalahan tetapi kita harus cepat bertobat dan berubah bila ditegur oleh Tuhan.

Pdt. Slamet Widodo

Natal Dan Pengorbanan Yesus



Kita telah memasuki Minggu kedua di month Desember, month Yang identik Artikel Baru month perayaan Natal. Ketika Natal PERTAMA Kali, Yesus turun-bahasa Dari Sorga Ke bumi. Suami adalah bentuk pengorbanan Yesus Yang Luar Biasa karena Ia Yang Tak Terbatas masuk Illustrasi tubuh manusia Yang Terbatas. Filipi 2:07 menyebutkan bahwa Yesus mengosongkan Diri-Nya. Bahasa Yunani Bahasa Dari kata "mengosongkan" Diri PADA ayat 7 adalah kenosis . "Kenosis" Sendiri memiliki arti, mengosongkan, meniadakan atau menganggap tidak berguna. Dalam, beberapa English Version seperti, Bishops 'Bible, Text English Mayoritas, Geneva Bible , Raja James Dan Masih banyak Lagi, dituliskan " M ade sendiri reputasi tidak. Terjemahan "Membuat Diri-Nya Sendiri tidak memiliki reputasi (Lagi) kategori" Dirasakan memiliki pengertian Yang lebih tepat. Baru membuat Diri-Nya Sendiri tidak memiliki reputasi, sungguh merupakan pengorbanan Yang Ulasan Sangat Besar dikerjakan Allah untuk manusia Yang hanya Debu inisial. Dimulai Artikel Baru ayat 6-7, Ia tidak mempertahankan Diri-Nya sebagai Allah malahan mengambil rupa manusia bahkan menjadi Hamba. Tidak berhenti sampai di Sini, Yesus adalah Hamba Yang menjalankan ketaatan Tanpa syarat Dan ketaatan-Nya dikerjakan sampai mati taat Tergantung di Atas kayu Salib, disalibkan oleh ciptaan-Nya Sendiri (ay 8-9). Karena pengorbanan Dan ketaatan-Nya menjalani "Kekosongan" Inilah Allah Ulasan Sangat meninggikan Yesus (ay 9). Dan suatu SAAT dimasa Yang Akan Datang, * Semua makhluk bahkan orangutan-orangutan Yang pernah menghina atau menyalibkan-Nya Akan bertekuk lutut Dan mengaku bahwa "Yesus adalah tuhan (ay 10-11)."
 Yesus telah melakukan pengorbanan Yang demikian Dahsyat, merendahkan Diri, membuat Diri-Nya Sendiri dipandang hina ( tidak ada reputasi ) Maka seharusnya kitd Illustrasi bergereja Bersama-sama memiliki Kesatuan Hati, Pikiran Kesatuan, Kesatuan Kasih, Kesatuan tujuan atau Visi Dan Misi (ay 2) . Bukan ITU Saja, kitapun secara Pribadi seharusnya memiliki Pikiran Dan perasaan Yang JUGA terdapat Dalam, Yesus Kristus yaitu "Membuat-Nya sendiri tidak ada reputasi" (ay 5-7). Kalau Hal inisial ADA Dalam, Gereja tuhan Maka tidak ADA Lagi konflik di ANTARA pemimpin atau majelis jemaat, tidak saling iri ADA, saling menuduh, MENCARI kepentingannya Sendiri, tidak ADA konflik Dalam, kepanitiaan, tidak ADA kepentingan Pribadi Yang dimajukan Dalam, Program Gereja, tetapi setiap Anak tuhan Akan saling bergandengan Tangan untuk mengedepankan Misi Allah BAGI Dunia, mencurahkan Hati untuk melayani majelis jemaat tuhan.
 
 
Salam Kasih,


Yotam Sugihyono

FIRMAN ITU PEMBAWA DAMAI BAGI CIPTAANNYA



Yes 9: 5, Yoh14:27

Yesus, sang Firman itu datang ke dunia bukan untuk melihat-lihat atau mengawasi mahluk ciptaaanNya. Sang Firman datang untuk membawa dan memberikan damai bagi semua yang diciptakanNya.
Mengapa I memberikan damai? Karena ciptaanNya membutuhkan damai. Manusia sekuat dan sekaya apapun tetap membutuhkan damai, karena tanpa damai manusia tidak dapat menikmati  kebahagiaan dan kebaikan yang Tuhan sediakan.
Damai : keharmonisan, keselarasan, keamanan dan keselamatan (harmony, security, safety). Damai adalah kebutuhan semua mahkluk ciptaan Tuhan. Sejak semula Tuhan Allah kita telah menyediakan damai itu bagi ciptaanNya. Karena itu Firman Tuhan mengatakan : semuanya sungguh amat baik.
Tapi sayang sekali , manusia merusak damai/harmoni yang Tuhan sediakan, dengan cara menolak kepemimpinan Tuhan Allah dalam hidup mereka. Pada saat manusia memutuskan hubungan dengan Allah, pada saat itulah manusia kehilangan damai, kehilangan keamanan, kehilangan keselamatan dan kehilangan keharmonisan dengan Allah, sesama dan semua ciptaan Allah.
Yesus, sang Firman itu, datang membawa damai supaya kita dan semua ciptaanNya dpt kembali memiliki damai di sini dan damai di sorga.


Amin.

Pdt Yeanny M. Soeryo

“ Firman Tuhan itu berkat bagi semua orang “


Rounded Rectangle: GKMI Kenari
30 Desember 2012
 “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.
2 Tim 3 :16-17
Pendahuluan
Menjadi orang yang diberkati adalah kerinduan setiap orang.  Sebagai orang tua cita – cita kita adalah melihat keturunan kita menjadi sukses, bahkan bukan hanya sukses secara duniawi tetapi juga secara rohani.  Siang malam kita rela berjerih lelah agar mampu mewujudkan mimpi itu di dalam rumah tangga kita.  Demikian juga dengan para orang muda, diberkati adalah mimpi setiap mereka.  Menjadi dewasa, berkarya, berjumpa dengan pasangan yang tepat ( bobot, bibit dan bebet ), berumah tangga  dan mewujudkan berkat yang melimpah atas kehidupan mereka bahkan kalau perlun melampaui generasi para pendahulu mereka. 
Ada pemahaman yang kurang lengkap.
Meski demikian ada hal yang biasanya tak terperhatikan dalam perwujudannya.  Mengapa demikian karena fokus hidup yang diberkati tersebut lebih mementingkan pada rumusan pengembangan material dan intelektual tanpa dibarengi dengan pertumbuhan yang cukup di dalam dimensi spiritual.  Manusia lupa bahwa dimensi kehidupan yang Tuhan berikan justru diawali hal spiritual ( Kej. 1 : 26 - 28 ) baru kemudian  mengarah kepada pengembangan materi dan intelektual.  Konsekuensi logis peletakan fondasi yang salah ternyata mempengaruhi tata kelola hidup yang Illahi menjadi materialistik, sikut – sikutan dan berpusat kepada pemujaan kesenangan pribadi.
Dengan demikian maka dalam struktur intelektual dan material manusia sebetulnya dipengaruhi oleh bangunan spiritual yang telah Allah ciptakan sedemikian rupa untuk mewujudkan tata kelola bumi yang Illahi.  Hal ini tentu kita mengerti bahwa hal tersebut terjadi ketika manusia lebih mengandalkan pada hidup yang berpusat pada “diri”  dan “materi”  tanpa memperhatikan unsur Illahi yang telah Tuhan tetapkan sehingga akibatnya kerusakan hidup umat manusia dan alam semesta menjadi begitu parah.
Firman Tuhan sebagai cara Tuhan mengarahkan umatNya
Kesulitan diatas dimengerti dengan baik oleh Tuhan, sejak jaman Perjanjian Lama berbagai upaya telah dikerjakan Tuhan dalam memastikan kehidupan umat Israel.  Silih berganti Para Nabi Tuhan berjuang untuk memastikan umat Israel di dalam lingkarang pemeliharaan Tuhan.  Ketaatan tersebut penting, karena ketaatan kepada Firman Tuhan mendatangkan “berkat” dan ketidak-taatan menghadirkan “kutuk”.
Tetapi rasa cinta Tuhan begitu besar, sehingga proses yang tadinya tertuju hanya kepada sebuah bangsa saja menjadi berubah bagi segala bangsa. Yohanes 3 : 16 - 17 menyatakan bahwa Tuhan memberikan AnakNya yang tunggal, Yesus Kristus, kepada dunia supaya yang percaya kepadaNya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal, ay. 17 menarik, bahwa proses kehadiran Yesus ternyata bukan dalam pendekatan sebagai Hakim galak dan bengis melainkan sebagai Juru Selamat, Wow !!
 Yohanes  1 : 1 menyatakan bahwa Yesus adalah “Firman Allah yang hidup”, Dia menggenapi dan melengkapkan isi Taurat dan seluruh pengajaran Para Nabi untuk mendidik, mengajar, menjadikan manusia memiliki hidup yang lengkap baik secara jasmani maupun rohani.  Kehadiran Sang Firman yang hidup itu adalah untuk memastikan bahwa pikiran manusia yang tertuju pada cerdas cakap pikir, kuat gagah raga dan daya harta menjadi terarah pada panggilan yang lebih tinggi dan mulia.  Rasul Paulus menasehati Timotius murid terkasihnya : Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik ( 2 Timotius 2 : 16 – 17).
Penutup
Sudah ribuan tahun Yesus Kristus terangkat Surga menitipkan perjuangan ini kepada kita sekalian.  Sejauhmana kita meneruskan kabar baik Tuhan, yang sudah nyata menjadi berkat bagi semua orang terpancar dari kehidupan kita.  Jika masih belum, maka kiranya di penghujung tahun 2012 bagi kita untuk merancang dampak kita lebih dalam lagi.  Tuhan Yesus Memberkati.

AHLI WARIS JANJI ALLAH


(Rom. 8 : 17; 1 Kor. 1 : 20)
GKMI Kenari Minggu 27  Januari 2013


Dalam setiap pertemuan  dalam bentuk apapun pasti kita mulai dan kita akhiri dg kata  selamat, meski dalam bahasa yg berbeda tapi artinya selamat.  Itu berarti sadar atau tidak kebutuhan manusia yg utama & pertama adalah keadaan selamat. Masalahnya selamat macam. Pada umumnya kata selamat  diberi arti tidak ada halangan yg berarti dan sesuai dg keinginan kita Sukar bagi manusia untuk menerima situasi selamat kalau hal itu tidak sesuai dg yg  diharapkan. Padahal manusia bukan penguasa waktu & tidak tahu apa yg  akan terjadi selanjutnya. Melalui tema &  ayat yg kita bahas ini kita mau belajar makna selamat menurut Tuhan.
            Jauh sebelum manusia ada Allah telah menyediakan dunia lengkap dg segala kekayaannya  supaya manusia bersama & dlm kehadiran Tuhan manusia berada dlm situasi Firdausi. Aman saling membahagiakan dan saling menjadi berkat.  Itu berarti dunia dan segalanya isinya adalah milik Allah ,manusia dipercaya  dalam kehadiran Allah untuk memelihara menaklukkan &  menikmatinya. Bukan dalam rangka memilikinya. Tetapi begitu manusia jatuh dalam dosa bumi yang taman Eden itu berubah menjadi onak duri. Kesulitan dan penderitaan yang dialami manusia. Manusia kehilangan kehadiran Allah , mengkondisikan manusia haus dan lapar akan Allah. Rasa haus dan lapar akan Allah ini mengkondisikan manusia menggantinya dg  makanan & minuman. Pikirnya dg banyak makanan dan minuman manusia akan dipuaskan selamanya.  Itulah sebabnya timbul sifat srakahisasi manusia, mengumpulkan diri sendiri sebanyak banyaknya  untuk diri sendiri & tidak peduli dg sesamanya.  Bahkan merasa akan lebih selamat kalau bisa mengumpulkan lebih banyak. Padahal fakta membuktikan tidak seorangpun  yg dipuaskan dg makanan dan minuman bahkan walaupun dunia jadi miliknya sekalipun.
Itulah sebabnya  ada natal, supaya barangsiapa percaya kepadaNya (Kristus) diberi kuasa menjadi anak2 Allah, keluarga Allah. Tuhan Yesus sebagai anak sulung dan kita yg percaya jadi keluarga  Allah. Inilah selamat yg dimaksudkan Tuhan. Yaitu ketika kita menjadi keluarga Allah.. Sebab dunia milik Allah bahkan sorga milik Allah . Untuk apa itu semua bagi Allah?. Pasti akan diserahkan  pada keluargaNya. Kalau kita keluarga Allah, sedangkan dunia & sorga milik Allah apalagi yang kita takutkan.
Namun juga bukan berarti kita berubah menjadi bosNya Tuhan. Kalau kita tidak usah berusaha sudah menjadi ahli waris itu berarti ikut menjadi pemilik, maka kita tertuntut untuk ikut memelihara , mengusahakan , menguasai begitu rupa pasti dg segala usaha dan perjuangan supaya kehadiran kita diantara alam semesta diakui & diterima sebagai kehadiran Tuhan yg memberkati mengasihi  & memuliakan Allah. Menderita bagi &  bersama Dia artinya sebahasa dg  Tuhan Yesus yg mengatakan :” Makananku adalah melakukan kehendak Tuhan: Bukan melakukan kehendak agama Kristen. Tuhan tidak mencari & membuat orang beragama. Tetapi mencari orang yg taat &  menyenangkan Tuhan sebagai Bapa kita. .Karena kita memang bukan hanya anak, tetapi juga sahabat dan bahkan mempelai wanita .  Amin

Pdt. Em. David Sriyanto

PENGHARAPAN SEJATI



MAZMUR 146
Banyak kejadian buruk menghiasi halaman koran dan layar TV kita. Bencana alam terjadi di mana-mana, kekisruhan politik melanda begitu banyak tempat, atau penyakit yang semakin aneh-aneh wujudnya. Belum lagi masalah ekonomi dan pekerjaan yang semakin sulit didapat. Bila salah satu dari hal buruk itu menghimpit kita, apa kita bisa berkata seperti pemazmur, "Pujilah Tuhan, hai jiwaku" (1)? 
Bagaimana mungkin terus memuji Tuhan?  Hidup kita tidak selamanya senang.  Tidak selamanya sukses, tidak senantiasa badan kita sehat dan seterusnya.  Pemazmur menjawab, “benar, kalau anda hanya melihat kenyataan hidup ini, kalau anda hanya mengandalkan diri sendiri dan orang lain, memang demikian.  Tidak mungkin menjadi kenyataan, kita hidup terus memuji Tuhan.”  Namun kata pemazmur kita bisa terus memuji Tuhan, gembira dan bahagia, kalau kita hanya menggantungkan harapan kita hanya kepada Tuhan.  Maka dikatakan pemazmur bahwa Tuhan yang adalah Pencipta (5-6) dan Raja (10) memperhatikan orang-orang yang beriman kepada Dia, yaitu mereka yang mencari pertolongan-Nya. Tuhan, Sang Pencipta langit dan bumi, bukan hanya peduli pada hal-hal yang besar. Ia juga peduli pada orang-orang yang tertindas, kelaparan, terbelenggu, sakit, atau yang kesepian dan sendirian (7-9). Apakah Allah bisa diharapkan? Ya, Dia setia dan berkuasa (6)! Perbuatan penyelamatan Allah yang dikatakan pemazmur pada pasal ini adalah wujud kepedulian Allah terhadap mereka yang tertindas karena ketidakadilan, yang lemah seperti anak-anak yatim, janda-janda dan orang-orang asing.  Maka pemazmur mengawali dan mengakhiri mazmurnya dengan sebuah panggilan untuk memuji Tuhan (1-2, 10b).
Bagi kita, mazmur ini memberikan sebuah perspektif dalam melihat permasalahan. Bukan memandang seperti seekor katak dalam tempurung, tetapi dari ketinggian hingga bisa memandang lebih luas, seperti mata seekor burung yang sedang terbang. Melihat bukan dari sudut pandang terbatas, tetapi dengan pemahaman bahwa Allah berdaulat dan berbelas kasihan. Hanya Allah yang patut dipuji dan disembah selama-lamanya. Tidak ada suatu kuasa pun yang dapat menandingi Allah. Bahkan kekuasaan para bangsawan dan penguasa mana pun bukan tandingan. Bagi pemazmur, setinggi apa pun kedudukan dan kuasa yang dimiliki seseorang, ia tetap manusia biasa dan tidak akan pernah menjadi Allah (ayat 2, 3), karena kekuasaan manusia tidak pernah memberi hidup. Dialah yang memberi kita hidup dengan segala kemungkinan di dalamnya.
Maka ketika menghadapi masalah dan kesulitan, yang pertama-tama dan yang terutama harus kita lakukan ialah datang hanya kepada Tuhan. Jangan ragu, mintalah pertolongan-Nya. Dia mau mendengar dan memperhatikan permohonan kita. Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar pada pengertianmu sendiri.  Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.  TERPUJILAH TUHAN! 


Pdt. Cahyo