Minggu, 15 April 2012

Ketamakan Yang Membutakan Rohani (Lukas 12:13-21)




Tujuan
Jemaat yang hadir diharapkan melalui khotbah ini mengetahhui akibat dari ketamakan itu dan jemaat diharapkan bahwa  ketamakan, materi dan harta bukan segala-galanya, tetapi sadar bahwa harta di dunia tidak akan menjamin kehidupan kita.

Pendahuluan,
Syaloomナ!saudara-saudari yang terkasih dipagi hari ini kita bersyukur bahwa kasih dan anugrah Allah telah memimpin kita untuk bersekutu di tempat ini. Mari saudara-suadari dalam Kristus, kita membuka alkitab kita yang terambil dalam Injil Lukas 12:13-21, demikian Firman Tuhan: Seorang dari orang banyak itu (yaitu dari kerumunan orang-orang yang sedang mendengarkan pengajaran Tuhan Yesus) berkata kepada Yesus: "Guru, katakanlah kepada saudaraku supaya ia berbagi warisan dengan aku." Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Saudara, siapakah yang telah mengangkat Aku menjadi hakim atau pengantara atas kamu?" Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan (yaitu ketamakan atas harta benda), sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu." Kemudian Ia mengatakan kepada mereka suatu perumpamaan, kata-Nya: "Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya. Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil tanahku. Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku. Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah! Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti? Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah."
Pendahuluan I,
Saudara-saudari dalam Kristus, ada sebuah lagu anak sekolah minggu yang syairnya seperti begini: apa yang dicari orang: uang, malam, pagi, petang: uang,uang, uang,uangナ.suadara lagu ini menunjukkan kepada kita bahwa manusia itu selalu tidak lepas dengan masalah uang. Uang adalah yang terutama dalam kehidupan manusia itulah yang dikatakan syair ini. Begitu pentingnya uang dalam kehidupan manusia. Ada beberapa orang yang mengatakan bahwa uang adalah segala-galanya bagiku, karena melalui uang saya bisa memperoleh apa yang saya inginkan. Kalau kita melihat kembali keabad 17, Saya teringat dimasa abad munculnya gerakan humanisme . Gerakan ini muncul dengan semboyan bahwa manusia akan menjadi central dalam segala hal, ia yang akan menentukan masa depan, dan dalam gerakan ini muncul suatu pandangan yang mengatakan bahwa kita akan memanusiakan manusia. Namun suadara/i dibalik ini mengapa muncul gerakan ini karena dalam diri manusia tersebut lebih besar kepentingan sendiri. Humanisme lebih mengutamakan diri sendiri, dengan semangat  mencapai suatu hedonisme dan materialisme yang memberi jaminan dalam hidupnya, gerakan ini mengatakan bahwa manusia akan menjadi Tuhan dalam dirinya . Namun gerakan ini mengalami kegagalan, dia tidak bisa lepas dari ketamakan tersebut, saudara manusia tidak bisa memberi jaminan kepada sesamanya, gerakan humanisme mengalami kegagalan karena ia telah melupakan Sang pemberi hidup yang sebenarnya, demikian yang dikatakan Yesus bahwa ketamakan atau milik, harta benda, uang tidak memberi jaminan kepada hidup kita.
Pendahuluan II
Saudara/i dalam Kristus, dalam Injil Lukas ini, Yesus mengingatkan kepada kita melalui perumpamaan ini dimana kita sebagai orang yang percaya memiliki kepekaan  dalam kita menjalani hidup ini. Dalam perikop ini Tuhan Yesus Tidak menjadi seorang Rabi atau sebagai pengacara buat anak muda ini, tetapi Yesus menggali sampai kepada dasar perkara dengan memberikan suatu peringatan keras terhadap ketamakan , Yesus memperingatkan orang tersebut dan juga kepada kerumunan orang banyak akan bahaya ketamakan . Keinginan untuk mendapat lebih daripada yang sudah ada adalah merupakan keserakahan .
Proposisi,
Saudara ketamakan atau keserakahan, keinginan untuk mendapat lebih daripada yang sudah ada akan membutakan rohani kita.
Kalimat tanya,
Apa akibat dari ketamakan dan keserakahan dalam diri manusia?
Pembahasan

1. Ketamakan membuat kita hidup tak puas (ayat 16-18)
Penjelasan:
Saudara/i dalam Kristus, Yesus memberikan suatu dasar dari akibat keserakahan. Dalam perumpamannya ia menunjukkan bagaimana orang kaya ini setelah dia memiliki atau mendapatkan hasil perkebunan yang berlimpah-limpah. Kalau kita lihat dari ayat ke 16-18, Yesus menjelaskan bagaimana orang kaya tersebut setelah terpenuhi segala keinginannya, melihat bahwa hasil dari semua itu hanya karena kekuatannya sendiri, tanpa campur tangan Tuhan.  Orang kaya ini tidak merasa terpuaskan apa yang sudah ada. Orang kaya ini memikirkan lagi bagaimana ia lebih mendapatkan kepuasan dan kesenangan terhadap dirinya . ia menciptakan tempat untuk menyimpan harta miliknya, tetapi suadara yang terkasih orang kaya ini telah terbutakan mata rohaninya, ia tidak sadar akan Firman Tuhan dalam Matius 6:19 bahwa Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Ia tidak melihat apa yang dikatakan Tuhan Yesus dalam Matius 6: 20 yang mengatakan  tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.
Tetapi orang kaya ini, ia lebih menonjolkan dirinya (I=aku dan my= milikku) , dengan kekuatannya ia mencoba menciptakan yang merasa ia aman dan sejahtera. Namun kisah orang kaya ini, ia telah terlupakan dengan kondisi yang disekitarnya, ia telah terlupakan bahwa segala apa yang dia dapat itu berasal dari Allah. ia lebih mengutamakan ego, dia tidak memilki rasa ungkapan untuk mengucap syukur, sehingga ia tidak merasa puas.
Contoh,
Saudara, di salah satu daerah dekat California, di daerah tersebut ada seorang tuan tanah yang ingin membagi-bagikan tanahnya kepada masyarakat sekitar. Tuan tanah ini mengadakan suatu kompetisi dimana dalam hal pembagian tanah di daerah tersebut harus diadakan perlombaan, yakni orang yang mau dan memiliki tanah harus ikut kompetisi tersebut. Dalam hal pembagian tanah tidak diukur atau diundi siapa yang layak menerima dan mendapat tanah tersebut, tetapi tuan tanah ini menggunakan cara lain untuk membagi tanahnya. Ia memberikan perintah kepada peserta bahwa tanah yang akan didapat oleh peserta tergantung sekuat berapa jauh ia berlari, dimana peserta kalau berhenti lari itulah yang menjadi bagiannya. Perlombaan tersebut berlangsung, dan diantara peserta ada seorang anak muda ia begitu kuat untuk berlari, dan sudah beberapa hektar ia lewati, namun dalam hati anak muda tersebut masih belum cukup apa yang sudah dia tempuh, ia berkata saya akan berlari lagi dan berlari lagi. Saudara akhirnya apa yang di dapat oleh anak muda tersebut, ia telah berhasil meraih beberapa puluh hektar tanah dari tuan tanah tersebut, ia sukses. Tapi saudara karena ketamakannya apa yang terjadi setelah ia langsung berhenti dan tidak kuat lagi berlari ia jatuh dan langsung meninggal .
Aplikasi,
Saudara/i kerap kali kita diikat oleh hal-hal seperti itu, seperti seorang pemuda yang ikut kompetisi ini, ia tidak merasa terpuaskan oleh apa yang dia sudah dapat, dan apa yang terjadi ia kehilangan segalanya. Kita seringkali juga tidak pernah berterima kasih atau mengucap syukur dari apa yang telah kita terima dan alami, kita tidak pernah merasa bahwa pimpinan Tuhan dalam hidup kita sungguh luar biasa. Bagaimana kita saat ini, mari jangan kita jadikan harta atau uang adalah hidup kita, tetapi mari kita selalu mengucap syukur kepada Allah kita yang hidup apa yang boleh kita alami dan terima saat ini.

2. Ketamakan membuat kita gagal memahami kehendak Allah (ayat 19-21)
Penjelasan,
Saudara/i dalam Kristus Yesus, Paulus di dalam suratnya di Efesus 5:17, yang memberi penekanan bahwa, "Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan". Demikian juga dalam perumpaan Tuhan Yesus ini, yang sebenarnya orang kaya tersebut tidak bodoh secara materi atau masalah harta namun ia bodoh dalam mengerti kehendak Tuhan. Saudara poin yang kedua ini adalah, menjadi bodoh berarti bahwa gagal memahami kehendak Allah dalam diri kita. Seseorang yang mendapatkan pemahaman dan mengerti perkara-perkara dalam kehendak Allah secara mantap tidak menjadikan ketamakan tersebut adalah dasar dari segala-galanya . Itulah yang dialami oleh orang kaya tersebut dimana ia menunjukkan sikap acuh tak acuh atas kehendak Tuhan, ia tidak perlu percaya dan bergantung pada Tuhan. Orang kaya ini hanya menunjukkan kesenangannya sendiri. Ia tidak sadar bahwa kesenangan tersebut telah membawa kedalam keegoisan dalam diri sendiri. Ia telah terbutakan oleh hasil dari tanahnya. Disini terletak akan dosa yang ia miliki yakni dosa pengabaian. Ia tidak mengucap syukur untuk kekayaan yang dia terima, dan dia mengabaikan sesamanya yang membutuhkan. Dia telah melupakan akan perintah kasih bahwa kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu dan dengan segenap pikiranmu. Dan kasishilah sesamu manusia seperti dirimu sendiri. Karena keegoisannya ia telah kehilangan akan Allahnya dan sesamanya. Dia tidak mengerti arti dari maksud dan kehendak Allah. Saudara disini kita diminta untuk mau masuk dalam memahami kehendak Allah dalam hidup, dalam kasih baik kasih kepada sesama dan terlebih-lebih kasih kepada Allah.
Contoh,
Saudara/saudari dalam Kristus hal ini juga muncul dalam kehidupan murid-murid Tuhan Yesus. Yang hanya mementingkan diri sendiri saja. Di dalam Injil Matius kita bisa melihat di pasal 20:20-28, yakni Yakobus dan Yohanes ingin menjadi pemimpin dan duduk disebelah kanan dan kiri Yesus. Dari sikap kedua murid ini hal ini merupakan petunjuk yang sangat jelas bahwa mereka lebih mementingkan diri sendiri dari pada kepentingan orang lain, kedua murid ini dengan ketamakan dalam hatinya, ia hanya mengutamakan kesenangan dirinya sendiri. Murid ini tidak memiliki kepekaan dalam memahami kehendak Allah .
Aplikasi,
Saudara yang terkasih dalam Tuhan, kadangkala kita dengan tidak sadar bahwa kita juga selalu mengalami hal yang dialami oleh orang kaya atau murid Tuhan Yesus, bahkan kita lebih dari apa yang dilakukan oleh orang kaya ini. Kita lebih mengutamakan ego/kepentingan kita. Apakah pernahkah kita belajar untuk membalikkan semua arah pikiran dan menunjukannya kepada Allah? Apakah kita benar-benar mengasihi Allah sedemikian rupa sehingga kita ingin menempatkan Dia dalam diri kita?
Kesimpulan,
Saudara/i kita telah mengenal dari dua poin yang telah diuraikan akibat apa yang terjadi bila kita berada dalam ketamakan dan lebih mengutamakan harta atau uang dari pada mengucap syukur dari apa yang sudah kita terima. Tuhan Yesus menghendaki kita sadar dan meninggalkan ketamakan yang ada dalam setiap diri kita.
Tantangan,
Saudara/I yang telah mendengar Firman Tuhan pada pagi hari ini apakah kita berani mengambil keputusan dan mengatakan kita akan ganti rasa kepentingan diri kita sendiri dengan menjadikan Allah sumber segala-galanya dalam hidup kita? Yesus berkata bahwa dimana ada harta kita di situ ada hati kita, bagaimana kita apakah kita tetap hidup dalam ketamakan atau keserakahan atau kita akan mengatakan, aku mengucap syukur atas perbuatanMu dan karyaMu dalam hidup ini dan kita mengundang Dia dalam hidup kita? Atau, kita berkata "Tuhan, aku ingin menghabiskan hari ini dengan memujiMu. Sangat senang dapat memuji dan bersyukur padaMu. Engkau begitu baik padaku dan aku tahu bahwa Engkau akan terus memenuhi cawanku sampai meluap, jadi aku ingin memujiMu sebelum itu semua terjadi. Ku akan berkata, 'Tuhan aku sudah memutuskan apa yang akan kukatakan padaMu'". Ini adalah sikap yang berbeda yang akan melepaskan kita dari kebutaan rohani. Jadi mari, kita harus belajar untuk mengubah pusat perhatian dalam hidup kita dari diri sendiri menjadi Allah.

Ditulis oleh Hudiman Waruwu


Daftar Pustaka
Alkitab terbitan LAI tahun 1974
Abidin Zainal, Filsafat Manusia (memahami manusia melalui filsafat). Penerbit PT Remaja Rosdarkarya Bandung, 2003.
Casanova Josen, Agama Public di Dunia Modern.Diterbitkan bersama: Lembaga Pengembangan Ilmu Pengetahuan; Pustaka Eureka;R→SIST, diterbitkan September 2003
Editor: Dianne Bergant, CSA, Robert J Karris, OFM,Tafsir Alkitab Perjanjian Baru. Penerbit Kanisius: 2007
Gunawan Herodian Pitrakarya, 94 Panorama kehidupan (kumpulan ilustrasi), diterbitkan oleh Yayasan Andi: Yogyakarta 2006
Kistemaker Simon, Perumpamaan-perumpamaan Yesus. Penerbit SAAT: Malang 2001
Mangunwijaya Y. B.,RAGAWIDYA, Penerbit Kanisius: Yogyakarta 1986.
Sketsa Kehidupan (78 Ilustrasi terbaru), diterbitkan oleh Yayasan Andi: Yogyakarta 2008
Tafsiran Alkitab Masa Kini volume 3. Diterbitkan oleh BPK Gunung Mulia: Jakarta1982
Diambil: http:www.cahaya pengharapan.org/khotbah/perumpamaan/texts/087perumpamaan_ tentang_ orang__ kaya_ yang bodoh.htm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar