Jumat, 27 April 2012

“BERJAGA-JAGA DAN BERDOA”


Pdt. Timotius Lienardy

Mat 26:41 “Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah.”

Dalam PB khususnya konteks  “Doa Yesus di Taman Getsemani”  kata  “berjaga-jaga”  lebih berkaitan pergumulan terhadap permasalah-permasalah kehidupan sehari-hari. Dalam I Kor. 16:13 kata “berjaga-jaga” dipakai dalam kaitan hati-hati dan waspada terhadap permasalahan yang dapat melemahkan kehidupan iman (sakit, dagang kurang sukses, anak tidak naik kelas, masalah-masalah rumah tangga dll). Maka dapat kita simpulkan  “berjaga-jaga”  memiliki makna kesiapsiagaan kehidupan iman dalam menghadapi realita hidup sehari-hari dan realita hidup iman wajib dijaga sebaik-baiknya untuk kesaksian hidup itu sendiri dan untuk hormat kemuliaan Tuhan.

Kehidupan iman menghadapi 3 macam tantangan yang tidak ringan:
Pertama: Dosa.
Kej 4:7b “dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya.“   Kata   “mengintip”  mengandung arti seperti seekor kucing yang melipat ke 4 kalinya dalam kondisi duduk di tanah atau ke 4 kaki yang berlipat dan bagian bawah perut menyentuh tanah, jadi dalam kondisi istirahat. Kondisi seperti inilah adalah saat yang tepat menunggu mangsa, sambil relak, muncul langsung diterkam. Jadi kata  “mengintip”  berarti dosa menunggu di depan pintu hati kita, pintu hidup kita.
Dosa tidak jauh dari hati atau kehidupan kita. Dosa berada sangat dekat di kehidupan setiap manusia. Jadi tanpa pengawalan atau penjagaan yang kuat, dosa sangat mudah masuk. Akibatnya hidup kita penuh maksud jahat atau perbuatan yang tidak terpuji.

Kedua: Iblis.
Luk 4:13 “Sesudah Iblis mengakhiri semua pencobaan itu, ia mundur dari pada-Nya dan menunggu waktu yang baik”.
Dalam Injil dituliskan bahwa memang Iblis selalu mencari kesempatan yang baik untuk mencobai Yesus. Contoh: dalam kasus Petrus, Yesus berkata “enyahlah Iblis, engkau suatu batu sandungan bagi-Ku”. Mat 16:21-23; dalam kasus Yudas, Luk 22:3 dan Yoh 13:27 Nah, saudara dari kenyataan seperti yang dialami Yesus, kita perlu berjaga dan berdoa. Iman kita harus tetap siap siaga, tidak boleh lemah, kendor. Begitu lemah, kendor saat itu Iblis memakai pelbagai kesempatan untuk menghancurkan kita, melalui pelbagai kesempatan, kita harus hati-hati dan waspada.

Ketiga: Daging.
Mat 26:41 “…daging lemah”. Istilah “daging” - sarx memiliki arti tetapi yang dipakai Yesus lebih menunjuk kepada tubuh manusia secara jasmani (keberadaan manusia dalam hakekat fisiknya/jasmani). Kaitan kata  “daging” nampak dalam pergumulan doa Yesus yang membawa 3 murid-Nya: Petrus, Yakobus dan Yohanes ikut berdoa. Kenyataannya, mereka tertidur karena secara fisik mereka capek. Dalam kondisi sedemikian Yesus menasehatkan mereka agar bagaimanapun juga situasinya mereka harus berjaga-jaga dan berdoa, kalau tidak mereka akan masuk dalam jerat pencobaan.
Sebagai orang percaya, beraktifitas, sibuk bekerja, melayani harus tetap waspada. Keletihan, kesusahan, kesulitan sekalipun tidak boleh  “menidurkan”  iman rohani kita.
Kondisi apapun kita harus berdoa dan berjaga-jaga supaya jangan jatuh dalam pencobaan.


     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar