Jumat, 20 Juli 2012

Masa Depan Gereja.



Matius 24:4-22.
Apakah hari esok akan lebih baik? Dari pada kita berspekulasi, marilah kita melihat bagaimana Tuhan, Kepala gereja telah menubuatkan! “Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu!” Peringatan tadi disebabkan karena “Banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Mesias, dan mereka akan menyesatkan banyak orang.” (Matius 24:4). “Kamu akan diserahkan supaya disiksa dan kamu akan dibunuh dan akan dibenci semua bangsa oleh karena nama-Ku, dan banyak orang akan murtad dan mereka akan saling menyerahkan dan saling membenci. Banyak nabi palsu akan muncul dan menyesatkan banyak orang. Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin.” (ayat 9-12).
Betapa susah dan beratnya bagi para murid Tuhan ketika suasana tadi terjadi! Dikuatkan oleh Yohanes dalam buku terakhir dalam Alkitab, “Barangsiapa yang berbuat jahat, biarlah ia terus berbuat jahat, barangsiapa yang cemar, biarlah ia terus cemar; dan barangiapa yang benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran; barangsiapa yang kudus, biarlah ia terus menguduskan didrinya!” (Wahyu 22:11). “Sebab pada masa itu akan terjadi siksaan yang dahsyat seperti belum pernah terjadi sejak awal dunia sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi. Dan sekiranya waktunya tidak dipersingkat, maka dari segala yang hidup tidak akan ada yang selamat, akan tetapi oleh karena orang-orang pilihan waktu itu akan dipersingkat.” (ayat 21,22).
Bersama-sama dengan semua murid Tuhan, kita diminta untuk “mempersingkat”  saat yang sangat sukar tadi karena apabila tidak, “Sekiranya mungkin - Mesias-mesias dan nabi-nabi palsu – (akan) menyesatkan orang-orang pilihan juga.” (ayat 24). Caranya? Injil Kerajaan harus diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa! (ayat 14).  Disadari atau tidak, Amanat Agung tetap sangat penting bagi semua gereja! Sa-yangnya apa yang kita anggap sudah kita ketahui dengan baik tadi seringkali tidak kita lakukan. Kalau toh kita melakukannya acapkali dengan cara yang keliru!
Sejak awal, Tuhan kita mengutus para murid untuk menjadi saksi-saksi-Nya. Sayangnya, alih-alih menjadi saksi, kita malah menjadi pendakwa, penuntut (jaksa), hakim dan sekaligus algojomya! Dalam sebuah buku yang berjudul UN-Christian, kita sepatutnya digelisahkan oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh lembaga riset terkenal (George Barna group).Kita tahu bahwa tidak sebarang orang boleh diminta menjadi saksi! Yang penting, sebagai saksi orang harus tahu benar apa yang dia harus saksikan! Dan Alkitab mengajarkan bahwa kesaksian kita akan diteguhkan di hadapan dua orang saksi! Tetapi Alktab juga mencatat bahwa ketika Maria Magdalena dan teman-temannya bersaksi tentang Yesus yang sudah bangkit, murid-murid yang lain pun masih tidak percaya. Itulah sebabnya Kleopas disertai temannya pulang kampung! Bukan hanya itu. Tomas, walau mendengar kesaksian murid-murid yang lain, masih tidak mau percaya sebelum untutannya dia buktikan! Kalau demikian, apakah upaya untuk mempersingkat waktu kesusahan, penderitaan dan aniaya tadi akan menjadikan kesaksian kita lebih mudah?
Kalau Tuhan Yesus sendiri telah menyatakan bahwa kesusahan yang akan dan pasti terjadi nantinya akan menjadi begitu dahsyatnya sehingga belum pernah terjadi sejak awal dunia sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi itu tiba, apakah kita akan sanggup menghadapinya? Ingat “Segala yang hidup tidak akan ada yang selamat!”  Sebagai gereja pewaris keyakinan gerakan Anabaptis, kalau kita bandingkan dengan apa yang telah dialami oleh para pendiri gerakan tadi dan telah mereka bayar secara mahal, akan mampukan kita? Lalu bagaimana kita akan menjawab apa yang digariskan oleh Tuhan kita? “Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.”
Kita perlu diingatkan, “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” Dan dari firman Tuhan jugalah kita tahu: “Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah…Akulah pokok anggur dan kamulah rantng-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Barangsiapa tidak tinggal di alam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkannya ke dalam api lalu dibakarDalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku.” (Yohanes 8:31,32; 15:2,5-8).  (CC).
Doa: Ya Bapa, ampuni hamba-Mu yang mudah tergiur mendengar suara orang  asing dan malah mau mengikutinya sehingga hamba-Mu menjadi sesat. Ajar hamba-Mu mendengar hanya suara Gembala yang benar dan menolak untuk mengikuti suara yang lain. Ya Bapa, hamba meminta agar kehidupan iman hamba-Mu mengakar di dalam Kristus secara semakin dalam dan dibangun di atas Kristus sehingga hamba tetap dipelihara dalam anugerah-Mu yang menyelamatkan! Mampukan hamba-Mu menjadi saksi-Mu di tengah-tengah masyarakat yang sangat majemuk! Terima kasih ya Roh Kudus,dan terima kasih untuk firman Tuhan dan gereja-Nya. Amin.

oleh: Pdt. Charles Christano

BERJALAN DALAM MISTERI ILLAHI



(Kejadian 12:1-3)

”Lihatlah ke dalam Alkitab,
hati manusia yang mendengarkan dan merespon
menjadikan Allah yang transenden (jauh) akan menjadi imanen (dekat).”
(Bapa gereja Benediktus, abad IV)

Hati manusia menjadi tempat ’persemaian’ dimana benih yaitu sikap mendengarkan tidak hanya sampai pada tataran telinga melainkan perlu hingga tataran hati. Abraham sebagai ”Bapa Orang Beriman” memberikan teladan bagaimana berjalan dalam misteri Illahi:
  1. Tuhan menjadi penyapa (ayat 1).
Tuhan menempatkan diriNya sebagai inisiator yang terlebih dahulu menyapa, namun hal ini tidak pernah ada artinya tanpa kesediaan mendengarkan dan merespon dengan setia. Mendengarkan sapaan bukanlah perkara yang mudah karena membutuhkan kesetiaan dan untuk berani mempertahankan dengan setia karena adanya keyakinan akan nilai (value).
  1. Berani keluar dari zona nyaman (ayat 2).
Ur-Kasdim pada konteks sejarah dunia kuno merupakan daerah yang mapan secara sosial dan ekonomi karena menjadi pusat pertanian, perindustrian, perdagangan dan budaya. Abraham dipanggil untuk keluar dari zona nyamannya. Zona nyaman menolong bagi pertumbuhan namun tak jarang membuat seseorang mengalami kemandegan. Sebagai pengikut Yesus Kristus, kita tidak hanya diundang untuk percaya padaNya tapi mempercayakan padaNya.
  1. Berbagi kehidupan (ayat 3).  
Sapaan Tuhan yang penuh dengan rahasia (misteri) tidak hanya menjadikan kehidupan ini sebagai milik yang harus dipertahankan melainkan anugerah yang harus diterima dengan tangan terbuka dan dibagikan. Untuk dapat menjadi berkat, bukan berapa banyak harta yang kita miliki namun berapa kemurahan hati yang sanggup kita berikan.
Hidup beriman tidak selalu berarti segalanya dapat dipastikan namun justru menuntut sebuah keberanian menapaki jalan kehidupan yang mungkin belum jelas dan bahkan memang tidak perlu jelas diawal. Keberanian membiarkan direngkuh Tuhan memampukan seseorang untuk melangkah.
Selamat melanjutkan perjalanan hidup dipertengahan tahun 2012 ini dalam misteri Illahi.



Pdt. Stefanus Christian Haryono, MACF
(Pendeta Tugas Khusus GKMI Pati di Fakultas Theologia UKDW, Yogyakarta)