Rabu, 18 April 2012

SEBAB DIA HIDUP, HIDUPLAH DALAM TUHAN (YOH 14:15-20)



Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (S.Th,S.Si,MATS,Ph.D)
GKMI Kenari, Kudus, 22 April 2012

“…Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku datang kembali kepadamu. Tinggal sesaat lagi dan dunia tidak akan melihat Aku lagi, tetapi kamu melihat Aku, sebab Aku hidup dan kamupun akan hidup…” (Yohanes 14: 18-19).

Dari masa yang sangat awal, kebangkitan Tuhan tidak dilambangkan dengan telur yang berisi, melainkan dengan kubur yang kosong. Hal yang paling dasariah adalah bahwa kebangkitan adalah kehidupan. Yesus yang bangkit adalah Yesus yang hidup. Dalam ayat 19, Yesus sendiri berkata: “…sebab Aku hidup dan kamupun akan hidup.” Dari Bahasa aslinya, kalimat ini berbunyi, “sebab Aku terus menerus hidup, maka kamupun akan hidup.” Dalam Injil Yohanes, hidup berarti ada dalam kebersamaan secara terus menerus dengan Allah Bapa. Hidup berarti terus menerus ada dalam hadirat Tuhan. Oleh sebab itu, Yesus terus menerus hidup karena “Aku di dalam Bapaku” (ayat 20). Ini yang disebut hidup sejati, yakni hidup dalam arti yang paling dalam.

Karena Tuhan Allah adalah sumber hidup, maka di dalam Tuhan maut tidak berkuasa. Jadi ketika Yesus berada bersama dengan Allah Bapa, sekalipun Yesus menderita, disalibkan, bahkan mati dan dikuburkan, Yesus tetap hidup, yakni hidup dalam lingkup kehadiran Tuhan, karena kematian tak dapat memisahkan persekutuan dalam Tuhan. Yesus mati dengan terpisahnya roh dari tubuh, tetapi Yesus tetap hidup, karena walauapun ia mati di atas kayu salib, ia mati dalam lingkup kehadiran Tuhan. Kebersatuannya Yesus dengan Allah Bapa menjadikan Yesus sampai pada tingkat hidup sejati, hidup abadi, hidup kekal.

Yesus yang hidup berimplikasi pada kehidupan murid-muridnya. Murid-muridNyapun akan mengalami kehidupan. Sepanjang murid-murid ada terus bersama Yesus, dengan melakukan perintah Yesus, mereka akan tetap hidup juga. Sepanjang murid-muridNya setia dalam mengikut Tuhan, maka kehidupan akan diberikan oleh Tuhan. Menyatunya murid-murid dengan Yesus digambarkan dengan menempelnya cabang-cabang pada pokok anggur yang nantinya menghasilkan buah-buah kehidupan. Di lain pihak, Yesus tidak akan pernah meninggalkan murid-muridNya.

Tanda yang paling penting bahwa Yesus tak pernah meninggalkan mereka adalah Yesus meminta Bapa untuk mengirimkan Roh penghibur. Roh penghibur, atau Roh pembela itu akan ada bersama-sama murid-murid Yesus. Teks mengatakan bahwa Roh penghibur itu akan ada di di antara kamu, sebagai suatu persekutuan. Jadi kehadiran Roh penghibur yang menguatkan akan nampak dalam wujud yang paling jelas ketika orang-orang Kristen ada dalam persekutuan yang kokoh, persekutuan yang solid dan yang tidak terpecah-pecah.

Ajaran Kitab Suci menegaskan bahwa panggilan untuk hidup dalam Tuhan adalah agar kita dapat hidup menghadapi berbagai persoalan hidup. Hidup adalah pilihan, maka pilihlah untuk hidup, hiduplah dalam Tuhan, karena Tuhanlah sumber kehidupan kekal. Gereja yang hidup adalah gereja yang memilih hidup, hidup di dalam Tuhan. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar