Rabu, 14 November 2012

BELAJAR HIKMAT DARI SATWA



Amsal 30:24-33
Kitab Amsal berisi kumpulan ucapan ringkas yang berupa nasihat-nasihat etis-praktis. Ungkapan nasihat yang disampaikan ada dalam bentuk kalimat yang lugas, atau langsung, namun juga ada yang disampaikan dalam bentuk perumpamaan dan pembandingan.
Perikop yang menjadi bacaan kita yaitu dari Amsal 30:24-33, merupakan bagian dari perkataan Agur bin Yake. Perkataan Agur ini merupakan ungkapan kepolosan dan kejujuran dari tipikal orang yang sederhana. Namun ia juga tipikal orang yang bekerja kers, berdisiplin, dan penuh perencanaan. Mampu merefleksikan hikmat Allah dengan pengamatan hal-hal sederhana dalam hidupny sehari-hari. Agur mengatakan bahwa manusia perlu belajar dari hikmat Allah melalui paling sedikit 4 binatang yang ada di sekitar kita.
1.    Bangsa semut.
Semut bangsa yang tidak kuat, namun menyediakan makanannya di musim panas. (Amsal 6:6-8).
2.    Pelanduk.
Pelanduk atau kancil oleh Agur disebut sebagai bangsa yang lemah namun mendirikan rumah di atas gunung batu untuk beroleh aman dan menjagai hidupnya. Ini jelas menggambarkan gabungan antara kecerdikan dan kerja keras.
3.    Belajar dari belalang.
Belalang tidak mempunyai raja namun berbaris teratur. Ini mengajarkan kepada kita akan sikap hidup yang mandiri.
4.    Belajar dari cicak.
Kita belajar akan kemampuan adaptasi atau penyesuaian diri dengan berbagai lingkup yang ada.
 
Dari contoh-contoh ini, kita bisa belajar tentang keteraturan, kecerdikan, kemandirian, fleksibilitas. Serta menyadarkan kita semua bahwa hidup berhikmat ternyata tidak identik dengan gelar studi dan tingkatan ilmu pengetahuan. Hikmat bersumber dari Firman Tuhan yang terjalani dalam hidup dengan murni dan konsekwen.
            Tuhan memberkati

Pdt. J. Budi Santoso

Tidak ada komentar:

Posting Komentar