Sabtu, 16 Juni 2012

Pembaharuan Budi


Pembaharuan Budi

Janganlah kamu menjadi
serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah
oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat
membedakan manakah kehendak Allah: apa
yang baik, yang berkenan kepada
Allah, dan yang sempurna

Roma 12:2


  Pernahkah Saudara menjumpai orang Kristen yang egois, sombong, suka marah, pendendam, tamak, atau masih sering jatuh dalam dosa?  Tentu saja pernah, bahkan sering (kita sendiri mungkin  masih memiliki sifat-sifat seperti itu).  Kondisi seperti ini tentunya tidak Tuhan kehendaki.
 Sebagai orang-orang yang telah ditebus oleh Kristus, kita disebut sebagai ciptaan yang baru (2 Korintus 5:17).  Artinya, kita bukan saja telah memperoleh status yang baru sebagai orang-orang yang sudah dibenarkan, tapi kita juga harus memiliki kehidupan yang baru.  Itulah sebabnya di Surat Roma 12:2, Rasul Paulus menasihatkan agar kita jangan lagi menjadi serupa dengan dunia (seperti hidup kita yang lama), melainkan berubah oleh pembaharuan budi (pikiran dan hati kita).

Pada saat kita percaya kepada Kristus, pikiran dan hati kita tidak otomatis berubah.  Itulah sebabnya kita perlu mengubahnya.  Pikiran-pikiran yang lama harus kita buang dan diganti dengan perkara-perkara rohani dan hal-hal yang berkenan pada Tuhan.  Jika tidak, maka kehidupan kita akan masih seperti yang dulu (dengan sifat-sifat seperti yang disebut di atas), sehingga kita gagal untuk memuliakan Allah dan menjadi batu sandungan.

Hati dan pikiran kita perlu dibaharui, karena dari sanalah terpancar kehidupan kita (Amsal 4:23; Markus 7:21-23).  Perbuatan dan perkataan kita itu merupakan ekspresi dari hati kita atau apa yang kita pikirkan.  Kalau hati dan pikiran kita benar, maka hidup kita akan benar, demikian pula sebaliknya.  Sebab itu, mari, dengan pertolongan Roh Kudus, kita mau mengubah pikiran kita, mengisinya dengan kebenaran Firman Allah, dan memusatkan pikiran kita pada semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajik-an, dan patut dipuji (Filipi 4:8), sehingga kita semua dapat memiliki hati dan pikiran Kristus, dan memuliakan Nama-Nya.

Pdt. Benyamin Swandi Utomo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar