Keluaran 15:1-18
Hidu rasa rasanya sekarang
semakin berat dan sulit. Persoalan sepertinya antri membuntuti kita, Belum
selesai masalah yang satu, masalah lain ada, seolah-olah hati dan pikiran kita
menjadi gudang masalah. Rasanya setelah gaji naik membantu meringankan beban, ternyata
tidak. Semakin besar gaji, semakin besar juga kebutuhan dan keperluan. Biaya
hidup naik. Ada saja permasalahan yang muncul. Merasa dengan adanya mobil maka
pekerjaan dan usaha semua beres. Warna-warni kehidupan semakin mempersulit
kehidupan. Bangun di pagi hari permasalahan yang langsung terpikirkan.
Tidak salah bila kita
memohon kekuatan dan pertolongan kepada Allah. Kita berseru, kita berdoa kepada
Allah bahkan kita berteriak kepada Allah. Allah kita adalah Allah yang baik
bagi semua orang. Ia memperhatikan dan paham akan pergumulan kita. Firman Allah
mengatakan doa orang benar bila dengan yakin didoakan maka sangat besar
kuasanya.
Nah, dalam pergumulan
kita dan keluh kesah kita tidak sedikit juga mempertanyakan akan keadilan Allah.
Di masa-masa penantian jawaban Allah, tidak jarang umat Allah melemparkan
pertanyaan kepada hamba Allah (pendeta), sahabat, dsbnya. Masih ada Allah? Di
mana keadilan Allah? Dan mungkin lebih banyak lagi melontarkan pertanyaan dan bertanya
atas keadaan yang kita alami. Bertanya kenapa, ada apa, mengapa dan mengapa
terjadi hal ini? Kita membandingkan diri dengan orang lain, melihat dan menilai
apa yang telah kita lakukan kepada Allah dan akhirnya mengadili Allah. Di mana
KEADILAN Allah?????
Saudara/I, bila ini
yang ada dalam diri kita sampai sekarang ini, mempertanyakan keadilan Allah.
Maka, kita sudah jatuh dalam dosa sungut-sungut. Siapakah kita,
berani-beraninya menggugat Sang pencipta, mengatur Allah, memberikan timbangan
kepada Dia tentang apa yang baik dan benar. Sadarkah kita ketika kita
melontarkan kata-kata ini, kita sedang dikuasai oleh kedagingan atau keinginan
kita, hal ini ini telah menjebak logika berpikir kita dan membenarkan apa yang
kita mau?
Sdr/I, Firman Allah
dalam Keluaran 15:1-18 menolong kita untuk memahami dan merefleksikan keadilan Allah.
Dimanakah moment keadilan itu bisa kita mengerti dan tahu bahwa Allah adalah
adil bagi hidup kita. Saudara/I moment
keadilan bagi umat Allah muncul saat umat Allah menghayati dan
merefleksikan kesulitan, pergumulan dan
penderitaannya dengan penuh ucapan syukur dan mengingat kembali akan tindakan
Allah yang telah dikerjakan Allah dalam sejarah hidup kita. Allah menjawab
pergumulan Paulus dengan mengatakan cukuplah kasih karunia-Ku kepadamu. Dan
dengan ini Paulus tahu bahwa dalam kelemahanlah kasih karunia Allah menjadi
sempurna. Di saat-saat ini, moment keadilan Allah dihayati dan direfleksikan. Kita tidak
mungkin kuat dan mampu menjalani hidup ini tanpa keadilan Allah. Momentum
keadilan Allah dalah hidup bisa kita tahu dan mengerti bila kita:
Pertama, look back and
thank God (lihatlah ke
belakang dan bersyukurlah kepada Allah), kedua,
look forward and trust God (lihatlah ke depan dan percayailah
Allah), ketiga, look within and finf God (lihatlah ke dalam dan temukan Allah),
look
around and serve God (lihatlah
sekelilingmu dan layanilah Allah).
Moment keadilan Allah
dalam hidup kita selalu ada dan nyata. Kita mampu hidup sampai sekarang hanya
oleh kasih karunia Allah. Kita adalah manusia yang lemah dan terbatas,
sering gundah, susah dan berpeluh dalam asa dan tak sabar melihat tangan Allah
bekerja. Bila ini menerpa kita lihatlah keadilan Allah bahwa Allah adalah
kekuatan dan mazmur kita, Allah sebagai pembimbing dan penyelamat kita.
Walaupun saat ini kita seolah belum melihat-Nya bekerja. Ketahuialah akan
Firman ini “buluh yang patah terkulai
tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan
dipadamkannya, tetapi dengan setia ia akan menyatakan hukum (Yesaya 42:3).”
Mari rayakan momentum
keadilan Tuhan . Tahun 2013 sebagai tahun keadilan bagi Gereja-Gereja Kristen
Muria Indonesia (GGKMI). Dengan tema ini kita menjalani tahun ini dengan
merefleksikan dan menghayati karya Allah dalam kehidupan yang meresponi Firman,
bahwa Allah kita adalah kasih dan umat-Nya adil. Amin
Salam Damai
Sdr. Hudiman Waruwu